Bahasa Indonesia dalam Pusaran Era Industri 4.0



Seiring zaman, keadaan akan terus berubah. Zaman itu bergerak dinamis mengikuti kecenderungan yang terjadi pada suatu masa. Keadaan yang dulu statis terus mencari ruang gerak agar bisa selaras dengan perkembangan. Ia tak mau berhenti karena roda penggerak tak ingin diam dan hanya jalan di tempat saja. 

Pun dengan bahasa saat ini. Bahasa tidak lagi hanya dipergunakan sebagai media komunikasi antarmanusia. Bahasa juga tidak lagi sekadar dipakai untuk menyampaikan ide dan pemikiran manusia. Fungsi bahasa telah berubah, telah berevolusi menjadi alat dan komoditas yang penting dalam membantu aktivitas manusia.

Berbicara mengenai perkembangan bahasa Indonesia saat ini, pemakaiannya memberi angin segar dalam kemajuan bahasa Indonesia. Dunia internasional mulai membuka ruang yang lebar terhadap bahasa Indonesia. Beberapa negara luar seperti Australia, Amerika Serikat,  Korea Selatan, Cina, Inggris, Belanda, menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahan pembelajaran di negaranya. Bahkan pembelajaran bahasa Indonesia telah dicanangkan dalam kurikulum pendidikan berjenjang di negera-negara tersebut.

Bahasa Indonesia merupakan bentuk standar bahasa Melayu yang dijadikan sebagai bahasa resmi di Indonesia. Bahasa Indonesia juga ditetapkan sebagai bahasa persatuan yang dapat menjembatani perbedaan sosial dalam kehidupan bermasyarakat. Fungsinya sebagai bahasa pemersatu telah mewadahi kurang lebih 300 kelompok etnik dan lebih dari 700 bahasa daerah yang ada di Indonesia. Selain itu, bahasa Indonesia digunakan sebagai alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan teknologi.

Kehadiran bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi memberikan gambaran penting mengenai perkembangan dan kemajuan bahasa Indonesia. Jumlah pemakai bahasa Indonesia saat ini mencapai kurang lebih 260 juta orang (berbagai sumber). Itu merupakan jumlah total pemakai yang tersebar tidak hanya di Indonesia tetapi juga beberapa negara lain seperti Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam-masih serumpun bahasa Melayu. Tidak hanya itu, bahasa Indonesia juga hadir di Timor Leste sebagai bahasa kerja, Vietnam juga telah menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi kedua mereka, atau Australia yang memasukkan pelajaran bahasa Indonesia dalam kurikulum pendidikannya. Hal ini membuktikan bahwa bahasa Indonesia punya posisi tawar tinggi dalam lingkungan masyarakat dunia. Bahwa bahasa Indonesia dapat menjadi bahasa penting dunia tentu bukan sesuatu yang mustahil di kemudian hari. 

Ditambah lagi dengan lahirnya era industri 4.0 saat ini. Kehadiran era industri 4.0 harus menjadi perhatian bersama. Pengaruhnya kini tidak hanya dirasakan dalam bidang industri semata tapi juga menjangkau bidang lain. Belajar dari pengalaman, perkembangan era industri telah memasuki generasi ke empat. Telah banyak perubahan yang menyertainya, juga dampak yang muncul akibat kehadirannya. 

Fase industri 4.0 akan mempengaruhi setidaknya; model layanan bisnis, keandalan dan produktivitas berkelanjutan, keamanan sistem teknologi informasi, keamanan mesin, penjualan pabrik, siklus hidup produk, industri manufaktur, dan rantai nilai industri. Selain itu, dalam bidang sosial  juga akan berdampak pada pendidikan dan skill pekerja. Dan tidak kalah pentingnya adalah dampak signifikan terhadap faktor sosio-ekonomi masyarakat. 

Begitu pun era industri 4.0 terhadap bahasa Indonesia. Kini era tersebut telah tampak dihadapan kita. Dampaknya pun mulai terasa terhadap bahasa Indonesia. Era industri 4.0 akan membawa perubahan nyata bagi bahasa Indonesia. Perubahan itu merupakan hal yang positif untuk kemajuan bahasa Indonesia. 

Bukankah kemajuan itu diperlukan? Di tengah stigma negatif bahwa bahasa Indonesia mengalami degradasi pemakaian, namun ada harapan yang positif untuk kemajuan bahasa Indonesia. Belajar dari pengalaman masa lalu, bahasa Inggris mengalami kemajuan pesat berkat revolusi industri. Dari tahapan peristiwa itulah kemudian bahasa Inggris dapat menjadi bahasa internasional. 

Kita tidak perlu muluk-muluk mengharapkan bahasa Indonesia setara dengan bahasa Inggris. Saat ini cukup memanfaatkan momen hadirnya era industri 4.0 untuk menciptakan kebaruan dan kemajuan bahasa Indonesia. Lantas bagaimana caranya? Era industri 4.0 akan membawa teknologi-teknologi baru dalam tatanan kehidupan. Teknologi baru itu bisa berupa alat-alat canggih, sistem komunikasi terhubung otomatis, atau industri besar yang tidak lagi menggunakan tenaga manusia. Nah, di sinilah momentum itu dapat kita peroleh. 

Hadirnya era industri 4.0 membawa konsep-konsep baru dalam bidang peristilahan. Istilah-istilah baru itu pasti lahir dan akan terus digunakan. Seiring waktu, ia akan menjadi penyebutan konsep yang diserap ke dalam bahasa Indonesia. Sebagai contoh, kata gadget yang identik dengan istilah di bidang teknologi mengalami penyerapan menjadi kata gawai dalam kosakata bahasa Indonesia. Belum lagi kosakata-kosakata baru lainnya yang bermunculan beberapa waktu terakhir. Hal ini membuktikan bahwa penyerapan konsep kata/istilah baru adalah sumbangan yang berharga untuk kemajuan bahasa Indonesia.

Banyaknya kosakata baru yang terserap akan menambah jumlah perbendaharaan kata dalam kamus Indonesia. Bertambahnya kosakata itu menjadi salah satu bentuk kemajuan bahasa Indonesia. Langkah ini merupakan peluang yang sangat terbuka terjadi di kemudian hari. Melalui era industri 4.0 potensi bahasa Indonesia menjadi bahasa pergaulan yang aktif akan terbuka lebar. Harapan terbesar kita adalah bahwa bahasa Indonesia akan digunakan dalam lingkungan yang lebih luas lagi di masa yang akan datang.

Namun, di tengah harapan besar itu, kita juga perlu mengevaluasi diri. Jika tidak dimanfaatkan dengan cara yang baik, justru era industri 4.0 dapat memberi dampak negatif bagi lingkungan kebahasaan kita. Hal yang tidak kita inginkan bisa saja terjadi. Bahasa Indonesia menjadi semakin terpinggirkan. Bahasa kita malah terdegradasi. Bahasa kita ternyata tidak mampu beradaptasi dengan baik. Kita malah tidak mampu menjadi pemain andal dalam kontestasi industri 4.0. Kiranya menjadi satu kekhawatiran apabila bahasa Indonesia nantinya hanya menjadi korban, penderita, bahkan pelengkap kemajuan era saat ini.


Komentar

  1. Assalamualaikum warahmatullah pak

    Nampaknya pengaruh era industri generasi ke-4 yg juga terjadi terhadap bahasa Indonesia adalah penyingkatan kata yg banyak ditemukan dalam penggunaannya sehari-hari. Seperti bucin (budak cinta), daring (dalam jaringan), kuper (kurang pergaulan), dan sebagainya. Dugaanku, era industri dgn segala teknologinya telah menyajikan hidangan yg serba cepat dan instan yang menunjang manusia di segala kegiatannya. Karena telah terbiasa mengonsumsi sajian yg serba cepat itu, manusia mencari cara yang efisien juga dalam berkomunikasi.

    Sekilas pemikiran hehehe
    Salam hangat dari muridmu pak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya sepakat dengan pendapatmu. Era sekarang ini mengharuskan segala sesuatu serba praktis, termasuk dalam hal bahasa. Tak heran saat ini banyak muncul istilah-istilah baru yang memang lahir dari tuntutan pemakaian bahasa yang lebih praktis. Contohnya bahasa praktis seperti yang disebutkan dalam pendapatmu.

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Penggunaan Jalan, Jln., atau Jl. dalam Penulisan Surat

Soal Artikel, Kritik, dan Esai

Puisi Esai, Genre Baru dalam Kesusastraan Indonesia