Membangun Kesadaran Literasi dengan Program #alazharliterasi

Pembelajaran tidak bisa dipisahkan dengan literasi. Kemampuan siswa dalam berliterasi berpengaruh terhadap proses pembelajaran. Literasi membantu siswa untuk dapat memahami suatu materi dengan mudah. Saat ini ada dua bentuk literasi yang dapat merangsang keterampilan berpikir siswa yaitu membaca dan menulis. Dua keterampilan ini merupakan bekal penting untuk siswa di masa depan.

Khusus dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA Al Azhar Mandiri Palu telah dicanangkan program literasi yang digagas oleh guru bidang studi. Program dimaksud diberi istilah #alazharliterasi. Program literasi ini diadakan dengan sasaran siswa kelas 10. Bentuk program dikerjakan secara individu dan berkelompok.

Mekanisme tugas ini terbagi menjadi dua bagian dalam satu tahun ajaran. Pada semester satu siswa secara individu diwajibkan membaca sebuah novel klasik. Tugas ini dikerjakan dalam durasi satu semester. Novel klasik yang dimaksud di sini adalah novel terbitan tahun 1920-an hingga tahun 1950-an. Evaluasi akhir dari tugas ini dilakukan dengan cara siswa mem-posting foto diri dengan memegang novel klasik dalam akun Instagram masing-masing. Pada bagian takarir atau caption diisi dengan ringkasan dari isi novel klasik yang telah dibaca.

Sementara itu pada semester dua siswa mengerjakan tugas berkelompok. Tugasnya adalah para siswa membuat sebuah karya sastra berupa puisi atau cerpen. Setiap karya siswa nantinya dibuatkan antologi puisi dan antologi cerpen. Antologi yang dibuat lalu diterbitkan dalam bentuk buku.

Tujuan dari program ini adalah siswa dapat berliterasi dengan membaca novel klasik dan membuat sebuah proyek antologi puisi/cerpen. Selain itu, siswa dapat memahami proses penyusunan naskah, pencetakan naskah, dan penerbitan antologi puisi/cerpen. Dari tujuan yang ada dapat disimpulkan bahwa program ini memberi dampak langsung kepada siswa. Setelah tugas ini siswa dapat memahami nilai-nilai kehidupan yang ada di masa lampau hingga dikaitkan dengan kehidupan masa kini. Tidak hanya itu, siswa juga diharapkan untuk mengetahui tahapan-tahapan dalam proses penerbitan buku.

Sebenarnya proyek #alazharliterasi sudah terlaksana sebelumnya. Proyek ini menjadi agenda rutin setiap tahunnya dengan sasaran siswa kelas 10. Mekanisme untuk tugas di semester satu, para siswa mem-posting dalam akun Instagram masing-masing tentang foto ekspresi diri dan buku yang telah dibaca. Pada bagian takarir, siswa menuliskan isi ringkasan dari novel yang sudah dibaca sebelumnya.


Gambar 1. Tugas siswa dalam bentuk postingan IG

Sementara itu, untuk semester dua para siswa menyelesaikan tugas wajibnya dengan membuat sebuah buku antologi puisi atau cerpen. Masing-masing siswa membuat puisi atau cerpen terlebih dahulu. Setiap karya berupa puisi atau cerpen akan digabung dan disatukan sesuai jenisnya. Lalu diterbitkan dalam bentuk buku antologi.

      



Gambar 2. Buku antologi puisi dan cerpen karya siswa

Secara umum, siswa antusias dalam mengerjakan tugas yang diberikan. Tugas proyek ini membawa dampak langsung kepada diri siswa. Mereka secara aktif mengembangkan literasi dengan membaca novel klasik. Selain itu, siswa pun berkesempatan untuk merancang proyek penerbitan buku yang mungkin sebelumnya belum pernah terpikirkan. Hal-hal di atas tentunya memberi kesan yang positif pada diri siswa mengenai pentingnya literasi di umur mereka sekarang.

Namun, dalam menjalankan proyek #alazharliterasi ditemui beberapa kendala diantaranya siswa kesulitan mencari novel klasik tertentu yang terbitannya terbatas. Jika pun mudah diperoleh, masalah harga buku yang tinggi juga dialami siswa. Untuk pengerjaan buku antologi, kendala utama adalah biaya penerbitan. Meskipun dicetak pada tempat percetakan lokal di kota Palu tapi masalah biaya tetap dirasakan. Hal ini terjadi karena ongkos pengerjaan buku yang tinggi karena jumlah buku yang dicetak hanya 1-3 eksampler.

Dengan kendala yang dihadapi tersebut, guru tetap merasa optimis bahwa proyek ini dapat berjalan dengan baik. Hal itu terbukti dengan partisipasi semua siswa dengan mem-posting foto ekspresi diri dengan memegang novel klasik (disertai takarir/caption) dalam akun Instagram masing-masing siswa. Selain itu, proyek penerbitan buku pun terlaksana dengan sukses dengan terbitnya buku antologi puisi dan antologi cerpen dari masing-masing kelas 10 yang ada.

Dari pelaksanaan program #alazharliterasi ini telah tercipta sebuah aksi nyata yang melibatkan guru dan siswa sekaligus. Pelibatan pihak guru dan murid pada dasarnya menciptakan pembelajaran yang berpusat kepada murid. Hakikat pembelajaran aktif dan berpihak kepada murid adalah proses pembelajaran yang dilakukan berpusat pada keterlibatan siswa secara sepenuhnya dalam program yang dijalankan. Hal itulah yang sudah terlaksana dalam program #alazharliterasi.

Meskipun program ini sejalan dengan upaya pelibatan siswa sebagai pemimpin pembelajaran tetapi dalam pelaksanaannya juga mengalami banyak kendala seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaannya menjadi pembelajaran yang berharga untuk siswa. Dengan komunikasi dan kolaborasi, baik antara siswa dengan siswa atau siswa dengan guru, setiap masalah yang dihadapi selama proses program berlangsung dapat diselesaikan.

Perlu juga disadari bahwa solusi yang diambil oleh guru dan siswa juga memperhatikan pengelolaan aset yang dimiliki pada saat pelaksanaan program #alazharliterasi. Dengan memanfaatkan modal fisik dan finansial dari siswa akhirnya program ini dapat terlaksana dengan baik. Kedua modal tersebut menjadi aset penting karena dengan pemanfaatannya akhirnya siswa berhasil menyelesaikan tugas proyek dalam dua semester tersebut.

Dengan memperhatikan tujuan, mekanisme, kendala yang terjadi, dan solusinya maka program #alazharliterasi direncanakan menjadi salah satu program wajib pembelajaran Bahasa Indonesia. Hal yang lumrah jika dalam pelaksanaan suatu program terjadi masalah atau hambatan di dalamnya. Untuk itulah perlu komunikasi dan kolaborasi yang baik dari setiap elemen yang terlibat di dalamnya.

Terkait dengan rencana di masa depan, program ini dirasa perlu untuk dikembangkan melalui penerapan inovasi baru agar pelaksanaannya lebih menarik, misal dalam metode pengumpulan tugas membaca novel klasik. Jika waktu sebelumnya memanfaatkan media Instagram maka berikutnya dapat memanfaatkan metode siniar atau podcast. Begitu pun dengan tugas merancang penerbitan buku antologi. Jika sebelumnya hanya dikreasi sendiri oleh para siswa maka ke depannya dapat memanfaatkan jasa penerbitan profesional untuk mencetak buku antologi siswa. Nilai buku pun akan meningkat dan bisa dijual kepada khalayak ramai.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Penggunaan Jalan, Jln., atau Jl. dalam Penulisan Surat

Soal Artikel, Kritik, dan Esai

Puisi Esai, Genre Baru dalam Kesusastraan Indonesia