Sejarah Bahasa Esperanto

 

  L. L. Zamenhof


Tahukah Anda mengenai bahasa Esperanto? Bahasa ini pernah hadir mewarnai bidang linguistik di dunia. Sebagai bahasa, Esperanto memiliki keunikan tersendiri. Jenis bahasa ini merupakan bentuk bahasa buatan manusia, bukan bahasa yang hadir secara alami seperti bahasa pada umumnya yang digunakan masyarakat dunia. Dalam catatan sejarah, bahasa Esperanto diciptakan dan dikembangkan oleh L.L. Zamenhof, seorang dokter asal Polandia. Nama Esperanto diambil dari istilah yang sama sebagai pseudonim (nama samaran) Zamenhof ketika menerbitkan tulisan tentang bahasa Esperanto pada 1887. Esperanto sendiri memiliki makna “seseorang yang berharap”. Bahasa Esperanto adalah bahasa buatan yang diciptakan manusia. Ada yang mengatakan bahwa bahasa ini merupakan bahasa buatan yang paling banyak digunakan di seluruh dunia. Tujuan utama Zamenhof menciptakan bahasa ini adalah sebagai bahasa perantara. Ia menginginkan bahasa yang netral dan mudah dipelajari. Dengan begitu akan banyak orang dengan latar belakang bahasa ibu yang berbeda dapat menggunakan bahasa ini dalam kesehariannya. Zamenhof mengembangkan bahasa Esperanto mulai tahun 1877 hingga 1885. Selama sepuluh tahun pengembangannya, pada 26 juli 1887 Zamenhof menerbitkan buku berjudul Unua Libro di Rusia. Buku tersebut diketahui sebagai karya pertama tentang bahasa Esperanto. Awalnya bahasa ini berkembang di wilayah kekuasaan Kerajaan Rusia dan Eropa Timur. Lambat laun mengalami perkembangan hingga menjalar ke Eropa Barat lalu ke Amerika. Dalam periode awal perkembangan bahasa ini, penuturnya memanfaatkan media majalah untuk berkomunikasi dan berkorespondensi agar dapat terhubung satu sama lain. Seiring waktu, pada 1905 diadakanlah kongres Bahasa Esperanto Dunia di Boulogne sur Mer, Prancis. Perkembangan bahasa ini tidak berjalan mulus. Meskipun saat ini penggunanya mencapai dua juta orang, masalah pun sering muncul menyertai proses perkembangannya. Salah satunya adalah Perang Dunia 1 medio 1920-an, juga Perang Dunia 2 rentang 1940-an. Akibat kondisi darurat pada saat perang, bahasa ini mengalami kemandekan. Selama perang berlangsung, kongres bahasa Esperanto tidak pernah diadakan sama sekali. Selain masalah perang, hal lain yang berpengaruh adalah keberadaan bahasa Inggris sebagai bahasa Internasional kala itu. Setelah masa renaissans yang membuat banyak bangsa Eropa melakukan ekspansi besar-besaran ke belahan dunia lain, bahasa Inggris turut berperan penting dalam proses tersebut. Ekspansi ekonomi, politik, dan agama oleh bangsa Barat juga memberi dampak dengan diterimanya bahasa Inggris sebagai bahasa perantara. Bahasa Inggris dibawa serta untuk menjadi alat komunikasi penghubung. Dengan masifnya kehadiran bahasa Inggris kala itu membuat bahasa Esperanto makin terlupakan dan mengalami kesulitan. Saat ini, penutur bahasa Esperanto tersebar di berbagai belahan dunia. Penggunanya tersebar banyak di Eropa Timur dan Tengah, atau negara-negara bekas pecahan Uni Soviet. Selain itu, bahasa ini juga banyak digunakan di kawasan Amerika Selatan dan Asia Selatan. Dengan kondisi tersebut, tidak ada negara yang mengakui bahasa Esperanto sebagai bahasa resmi mereka. Akan tetapi, untuk mendukung upaya pelestarian kekayaan bahasa ini, beberapa pihak bekerja sama membiayai organisasi pendukung bahasa Esperanto untuk mempromosikannya agar lebih dikenal oleh masyarakat luas. Tidak hanya itu, juga dilakukan upaya lain dengan menyelenggarakan satu konferensi tahunan, satu majalah internasional, dan satu situs resmi yang dikhususkan untuk jadi media bersama bagi pengguna bahasa Esperanto untuk saling berkomunikasi.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Penggunaan Jalan, Jln., atau Jl. dalam Penulisan Surat

Kalimat Efektif itu Kayak Apa sih?

Puisi Esai, Genre Baru dalam Kesusastraan Indonesia